BENCANA ALAM DI INDONESIA
DI SUSUN OLEH
NAMA : ANTON NUGROHO
NIM : 10.11.4208
KELAS : SI-TI-08
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Jln.Ringroad utara, Depok Sleman Yogyakarta
2013/2014
BENCANA
ALAM DI INDONESIA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana alam apapun bentuknya
memang tidak diinginkan. Sayangnya kejadian pun terus saja ada. Berbagai usaha
tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih
untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa
dimengerti, meski itu berarti derita.
Banyak masalah yang berkaitan
dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus
dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus
direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami
dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang
dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah – masalah dalam makalah
ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa devinis bencana alam itu ?
2. Apa saja klasifikasi bencana alam itu ?
3. Apa saja macam – macam bencana alam di
sekitar kita kita dan cara mengatasinya ?
4. Apa saja dampak yang terjadi akibat
bencana alam itu ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan devinisi bencana alam.
2. Menjelaskan klasifikasi benacana alama.
3. Menjelaskan macam – macam bencana alam di
sekitar kita kita dan cara mengatasinya.
4. Menjelaskan dampak yang terjadi akibat
bencana alam.
PEMBAHASAN
2.1 Devinisi Bencana Alam
Bencana alam adalah konsekuensi
dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung,
gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan
manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan
kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan
sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya gejala alam
merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya
ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk
budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai
bencana.
Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya
tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul
bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian,
aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa
ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni.
Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena
peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan
manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai
peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia.
Namun demikian pada daerah yang
memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki
kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak
yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap
bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi
kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah
& menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun
daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi
dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
2.2 Klasifikasi Bencana alam
Klasifikasi bencana alam
berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh
gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya endogen). Yang termasuk dalam
bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
2. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis
merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor angin dan hujan. Contoh
bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang, angin puting
beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk
juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya adalah faktor klimatologis (hujan),
tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi geologis (jenis dan karakteristik
tanah serta batuan dan sebagainya).
Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial
adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa, contoh : hantaman/impact
meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai permukaan bumi maka akan
menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.
2.3 Macam-Macam Bencana Alam Di Sekitar Kita
1. Banjir
Banjir adalah bencana akibat
curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air
yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh
orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem
aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Jenis – Jenis Banjir
Banjir merugikan banyak pihak
Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan
menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
a. Banjir Sungai
b. Banjir Danau
c. Banjir Laut pasang
Penyebab Terjadinya Banjir
Secara umum, penyebab terjadinya
banjir adalah sebagai berikut :
a) Penebangan hutan secara liar tanpa
disertai reboisasi,
b) Pendangkalan sungai,
c) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik
ke aliran sungai mapupun gotong royong,
d) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi
syarat,
e) Pembuatan tanggul yang kurang baik,
f) Air laut, sungai, atau danau yang meluap
dan menggenangi daratan.
Cara Mengantisipasi Banjir
Untuk mengantisipasi bencana
banjir banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya adalah :
a) membersihkan saluran air dari sampah yang
dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
b) mengeruk sungai-sungai dari
endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c) membangun rute-rute drainase alternatif
(kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa) sehingga dapat mencegah beban
yang berlebihan terhadap sungai.
d) tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area)
yang menjadi daerah lokasi penyerapan air.
e) tidak menebangi pohon-pohon di hutan,
karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi hujan
lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung oleh tanah
bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.
2.Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan adalah kebakaran
yang diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran petir, kekeringan
yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan
menyebabkan dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak
daerah di sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga
sehingga bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.
Penyebab Kebakaran liar, antara
lain:
a) Sambaran petir pada hutan yang kering
karena musim kemarau yang panjang.
b) Kecerobohan manusia antara lain membuang
puntung rokok secara sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
c) Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran
lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
d) Tindakan yang disengaja seperti untuk
membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan
vandalisme.
Cara Mengantisipasi Kebakaran
Hutan :
Pencegahan kebakaran hutan pada
tingkat unit pengelolaan hutan konservasi, kesatuan pengelolaan hutan produksi,
kesatuan pengelolaan hutan lindung meliputi kegiatan:
a) Inventarisasi lokasi rawan kebakaran
hutan;
b) Inventarisasi faktor penyebab kebakaran;
c) Penyiapan regu pemadam kebakaran;
d) Pembuatan prosedur tetap;
e) Pengadaan sarana dan prasarana
3.Gempa Bumi
Gempa bumi adalah goncangan yang
mengguncang suatu daerah mulai dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi
yang membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat membuat luluhlantak apa-apa
yang ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan, taman,
landmark, dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena gempa
bumi yang besar.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan
dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh
lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya
mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akǍan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di
perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya
terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi
fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga
dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi
seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian
lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan
dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi
dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari
peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes
rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan
oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi
Mengantisipasi Gempa Bumi
Antisipasi yang harus dilakukan
bagi masyarakat luas adalah apa dan bagaimana cara menghadapi kejadian gempa,
pada saat dan sesudah gempa terjadi. Beberapa saran dalam menghadapi kejadian
gempa adalah sebagai berikut:
Sebelum terjadi gempa
a) Mengetahui secara teliti jalan-jalan
keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita berada. Ingat gempa dapat
terjadi sewaktu-waktu.
b) Meletakkan barang-barang yang berat di
tempat yang stabil dan tidak tergantung.
c) Matikan segera lampu, kompor minyak atau
gas serta listrik agar terhindar dari bahaya kebakaran.
Saat terjadi gempa
Jika berada di dalam ruangan:
diamlah sejenak, jangan panik dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya
mencari perlindungan di bawah meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat
yang mungkin mengakibatkan luka seperti kaca, pipa gas atau benda-benda
tergantung yang mungkin akan jatuh menimpa.
Jika berada di luar rumah:
tinggallah atau carilah tempat yang bebas dari bangunan-bangunan, pohon atau
dinding. Jangan memasuki bangunan meskipun getaran gempa sudah berhenti karena
tidak mustahil runtuhan bangunan masih dapat terjadi.
Jika berada di tengah keramaian:
janganlah turut berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang
yang panik mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan
kejatuhan runtuhan.
Jika berada dalam bangunan
tinggi: secepatnya mencari perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau
dinding luar bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika
gempa terjadi, dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
Jika sedang mengendarai
kendaraan: hentikan kendaraan kamu dan tetaplah berada di dalam mobil dan
pinggirkanlah mobil kamu. Jangan berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan
layang. Jika gempa sudah berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang
atau jembatan yang membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
Setelah terjadi gempa
a) Tetap menggunakan alas kaki untuk
menghindari pecahan-pecahan kaca atau bahan-bahan yang merusak kaki.
b) Periksalah apakah kamu mendapat luka yang
memerlukan perawatan segera.
c) Periksalah aliran/pipa gas yang ada
apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau gas usahakan segera menutup
sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api dan merokok.
d) Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi
pada bangunan kamu.
Bersiaplah menghadapi kemungkinan
terjadinya gempa-gempa susulan. Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang
lebih parah.
4.Tsunami
Tsunami adalah ombak yang sangat
besar yang menyapu daratan akibat adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda
besar/cepat di laut, angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami sangat berbahaya
karena bisa menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut
lepas yang dalam. Tsunami yang besar bisa membunuh banyak manusia dan makhluk
hidup yang terkena dampak tsunami.
Penyebab terjadinya tsunami
Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika
terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti
letusan gunung api, gempa bumi,longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.
Namun, 90% tsunami adalah akibat
gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh
gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi,
dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai
menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami
tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya
bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai,
kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak
daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya
beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi
gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air.
Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai
dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat
terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah
subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di
dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut
yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus
lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga
keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya
dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau
longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai
ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami :
a) Gempa bumi yang berpusat di tengah laut
dan dangkal (0 - 30 km)
b) Gempa bumi dengan kekuatan
sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
c) Gempa bumi dengan pola sesar naik atau
sesar turun
Cara Mengantisipasi Tsunami :
Beberapa langkah dalam antisipasi
dari bencana tsunami:
a) Jika kamu sedang berada di pinggir laut
atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi.
Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b) Jika situasi memungkinkan, pergilah ke
tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c) Jika situasi tidak memungkinkan untuk
melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja
(ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling
atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d) Jika situasi memungkinkan, pakai jaket
hujan dan pastikan tangan kamu bebas dan tidak membawa apa-apa.
5.Gunung Meletus
Gunung meletus adalah gunung yang
memuntahkan materi-materi dari dalam bumi seperti debu, awan panas, asap,
kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya.
Gunung meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta
benda bisa diminimalisir.
Magma adalah cairan pijar yang
terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni
diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi
disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan
gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18
km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering
meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
Berbagai Tipe Gunung Berapi
a) Gunung berapi kerucut atau gunung berapi
strato (strato vulcano)
b) Gunung berapi perisai (shield volcano)
Ciri-ciri gunung berapi akan
meletus
Gunung berapi yang akan meletus
dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain :
a) Suhu di sekitar gunung naik.
b) Mata air menjadi kering
c) Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang
disertai getaran (gempa)
d) Tumbuhan di sekitar gunung layu
6. Angin Puting Beliung / Angin Ribut
Angin puting beliung adalah angin
dengan kecepatan tinggi yang berhembus di suatu daerah yang dapat merusak
berbagai benda yang ada di permukaan tanah. Angin yang sangat besar seperti
badai, tornado, dan lain-lain bisa menerbangkan benda-benda serta merobohkan
bangunan yang ada sehingga sangat berbahaya bagi manusia.
Puting Beliung secara resmi
digambarkan secara singkat olehNational Weather Service Amerika Serikat seperti
tornado yang melintasi perairan. Namun, para peneliti umumnya mencirikan puting
beliung "cuaca sedang" berasal dari puting beliung tornado.
Puting beliung cuaca sedang
sedikit perusak namun sangat jauh dari umumnya dan memiliki dinamik yang sama
dengansetan debu dan landspout. Mereka terbentuk saat barisan awan cumulus
congestus menjulang di perairan tropis dan semitropis. Angin ini memiliki angin
yang secara relatif lemah, dinding berlapis lancar, dan umumnya melaju sangat
pelan. Angin ini sangat sering terjadi di Florida Keys.
Puting Beliung Tornado merupakan secara
harafiah sebutan untuk "tornado yang melintasi perairan". Angin ini
dapat terbentuk melintasi perairan seperti tornado mesosiklon, atau menjadi
tornado darat yang melintas keluar perairan. Sejak angin ini terbentuk dari
badai petir perusak dan dapat menjadi jauh lebih dahsyat, kencang, dan bertahan
lebih lama daripada puting beliung cuaca sedang, angin ini dianggap jauh lebih
membahayakan.
7. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah tanah yang
turun atau jatuh dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Masalahnya jika ada orang atau pemukiman di atas tanah yang longsor atau di
bawah tanah yang jatuh maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah saja yang
longsor karena batu, pohon, pasir, dan lain sebagainya bisa ikut longsor
menghancurkan apa saja yang ada di bawahnya.
Longsor atau sering disebut
gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan asa
batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor
yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah
faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama
kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun
ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh :
Erosi yang disebabkan sungai - sungai atau gelombang laut yang menciptakan lereng-lereng
yang terlalu curam lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi
yang diakibatkan hujan lebat gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan
longsornya lereng-lereng yang lemah gunung berapi menciptakan simpanan debu
yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu getaran dari mesin, lalu lintas,
penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir berat yang terlalu berlebihan,
misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju;
2.4 Dampak Bencana Alam
Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya
tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul
bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian,
aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa
ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni.
Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena
peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan
manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai
peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia.
Namun demikian pada daerah yang
memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki
kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak
yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap
bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi
kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah
& menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun
daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi
dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
Bencana berarti juga terhambatnya
laju pembangunan. Berbagai hasil pembangunan ikut menjadi korban sehingga perlu
adanya proses membangun ulang. Kehidupan sehari-hari juga menjadi
tersendat-sendat. Siswa yang hampir menempuh ujian terpaksa berhenti
bersekolah. Kenyataan seperti ini berarti pula muncul kemungkinan kegagalan di
masa mendatang. Pemenuhan kebutuhan seharihari juga menjadi sulit padahal
penggantinya juga tidak bisa diharapkan segera ada.
PENUTUP
Kesimpulan
Bencana alam adalah konsekuensi
dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung,
gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan
manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan
kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian
yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka.
Klasifikasi bencana alam
berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Bencana alam
geologis 2. Bencana alam klimatologis 3. Bencana alam ekstra-terestrial
Sedangkan macam- macam bencana alam yang ada di sekitar
kita a) Pemanasan Global b) Gempa bumi c) Gunung meletus d) Kebakaran liar e) Banjir f) Tsunami g)
Bencana alam terkait cuaca h) Tornado
i) Kemarau
Besarnya potensi kerugian juga
tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam
bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi
mengakhiri peradaban umat manusia.
Banyak masalah yang berkaitan
dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus
dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus
direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dan juga terhambatnya laju
perekonomian daerah tersebut.